JERNIH.ID, Jambi - Lembaga survei Charta Politika mengeluarkan hasil survei terbaru terkait preferensi politik masyarakat jelang perhelatan kontestasi politik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jambi Desember.
Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Walikota Jambi Sy Fasha masih menempati posisi teratas dibanding sejumlah tokoh lainnya yang bakal ikut bertarung dalam kontestasi politik paling bergensi di Provinsi Jambi ini.
Untuk elektabilitas Calon Gubernur, Sy Fasha 24,8 persen, disusul Cek Endra 20,6 persen, Haris 16,8 persen dan terakhir Fachrori Umar 10,9 persen. Kemudian untuk yang Tidak Tau atau Tidak Jawab diangka 26,9 persen.
Ardha, Peneliti Charta Politika, menyampaikan, bahwa survei tersebut dilaksanakan periode 22 Juli hingga 28 Juli 2020 lalu dengan jumlah 1000 sample yang tersebar dari 11 kabupaten/kota se Provinsi Jambi.
"Untuk margin errornya diangka 3,10 persen dengan metode wawancara dan metode sampling," katanya kepada harian ini, Senin (24/8) kemarin.
Untuk elektabilitas Calon Gubernur, kata Ardha, pertanyaan yang diajukan ke responden yakni seandainya Pilkada Provinsi Jambi dilaksanakan hari ini, siapakah yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai Gubernur Provinsi Jambi untuk lima tahun yang akan datang dari nama-nama di bawah ini?
"Intinya memang berdasarkan hasil survei, terlihat adanya pertarungan antara Fasha dan Cek Endra. Keduanya dalam tingkat pengenalan dan disukai menjadi yang teratas," jelasnya.
Ketika pertarungan sangat ketat seperti ini, peran wakil sangat penting. Dilihat dari hasil survei, Ratu Munawaroh lebih memiliki daya dorong yang cukup kuat dibandingkan AJB untuk mendongkrak perolehan suara.
"Ratu Munawarah 15,6 persen, disusul Abdullah Sani 12,5 persen dan Asafri Jaya Bakri 10.2 persen. Sementara Safrial masih berada di bawah 10 persen. Sebanyak 53,9 persen masyarakat menyatakan Tidak Tahu atau Tidak Jawab," ungkapnya.
Selanjutnya, pada kategori simulasi Empat Pasangan dengan pertanyaan spontan seandainya Pilkada Provinsi Jambi dilaksanakan hari ini, dan diikuti empat pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur. Manakah yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih pada Pilkada Jambi?, pasangan Fasha-AJB masih menempati posisi teratas dibandingkan pasangan calon lainnya.
"Fasha-AJB 26,3 persen, kemudian CE-Ratu 22,6 persen, disusul Haris-Sani 16,1 persen dan FU-Safrial 11,4 persen. Sementara TT/TJ 23,6 persen," ungkapnya.
Ardha menjelaskan, pertarungan antara dua jagoan ini yakni Fasha dan Cek Endra sangat terlihat jelas, tapi memang yang harus diperhatikan, saat ini tingkat kemantapan pilihan itu masih rendah.
"Baik CE dan Fasha ini tidak bisa lengah, karena bisa saja pak Haris bisa menyalip kemudian hari," jelasnya.
Melihat peta politik Pilgub Jambi saat ini, jika nantinya Sy Fasha tidak bisa tampil karena tidak mendapatkan perahu dukungan, Ardha menegaskan tentunya akan berpengaruh besar terhadap perpolitikan Jambi.
"Memang kemarin tidak diuji simulasi jika Fasha tidak jadi maju. Tapi kalau menurut Saya, tentu akan ada dampak signifikan," bebernya.
Dia menyebutkan, melihat pertarungan yang ketat antara Sy Fasha dan CE, Dia menegaskan hal itu tentu menjadi suatu keuntungan bagi CE jika Sy Fasha gagal melenggang. Tak hanya CE, kandidat lain tentunya akan diuntungkan juga.
"Dukungan Fasha memang tertinggi di Kota Jambi, nantinya masyarakat akan memilih figur lainnya. Tidak menutup kemungkinan, kandidat lainnya mendapatkan limpahan suara yang sebelumnya memilih pak Fasha," ungkapnya.
Tidak hanya itu saja, dengan tidak maju nya Fasha maka diprediksi partisipasi pemilih bisa turun, bahkan akan sangat rendah, terutama di Kota Jambi karena akan ada kekecewaan dari pendukung dan simpatisan Fasha, imbasnya, potensi mereka tidak datang ke TPS sangat besar sekali.
Pengamat Politik Jambi, Muhammad Farisi, menyebutkan, hasil survei ini menunjukkan Fasha punya basis dan suara tetap orang-orang yang mengidolakan dan memilih jika maju di Pilgub Jambi tahun ini.
"Makanya hingga saat ini Sy Fasha sangat diperhitungkan bagi kandidat lainnya. Masyarakat pun saat ini masih menunggu kejelasan terkait perebutan perahu dukungan," jelasnya.
Namun demikian, kalau Fasha tidak bisa tampil di Pilgub Jambi tahun ini, kata Farisi, tentu akan menjadi keuntungan bagi kandidat lain. Ini karena, ada kesempatan bagi kandidat lain untuk merangkul dan menggaet para simpatisan dan idola Sy Fasha.
"Kandidat lain tentu akan mendekati Fasha nantinya," ungkapnya.
Untuk massa militan Sy Fasha, sebutnya, tentu akan ada rasa kekecewaan apabila Fasha tak ikut bertarung.
"Hal ini akan sangat bergantung dari arahan dari Pak Fasha sendiri nantinya, jika tidak maju bagaimana sikapnya untuk mengarahkan para simpatisan dan pemilihnya ini nanti," katanya.
Pengamat Politik Jambi lainnya, Citra Darminto, mengatakan, peta politik Jambi hingga saat ini masih berproses. Perebutan perahu dukungan masih gencar dilakukan para kandidat untuk bisa berlayar, terutama Sy Fasha.
"Kuncinya ada di PAN, karena memang sepertinya PAN menjadi penentu bagi Fasha untuk bisa maju di Pilgub Jambi tahun ini," katanya.
Lantas bagaimana pengaruh peta politik Jambi jika Sy Fasha batal maju?, Citra menyebutkan, bahwa pengaruh signifikan atas tidak majunya Sy Fasha sepertinya tidak ada. Tapi tentunya besar harapan para simpatisan Sy Fasha bisa maju, ini tergambar dari hasil survei tersebut.
"Biasa disetiap kontestasi ada calon yang diunggulkan misalnya tapi tidak mendapat perahu dan gagal untuk bertarung, itu merupakan hal yang biasa," katanya.
Namun, hal ini akan berpengaruh terhadap diuntungkannya kandidat lain. Harus diakui, kata Citra, jika Fasha tidak maju, tentunya Sy Fahsa cukup memiliki pengaruh juga dalam mendulang suara terhadap kandidat yang akan maju.
"Jadi calon-calon yang akan maju dalam kontestasi Pilgub Jambi, harus mampu merangkul Sang Walikota tersebut," katanya
Secara politik, kata Citra, tentu karna Sy Fasha merupakan kader Golkar, tentunya Cek Endra dan Ratu munawaroh akan diuntungkan. "Namun hal ini tergantung pak Fasha. Kita tunggu saja proses detik-detik akhir jelang pendaftaran di KPU," tukasnya. (*)