Kesadaran Ruhiyah: Terapi Teologis Bagi "Maniac Digital" dalam Pendidikan

Penulis: Redaksi - Rabu, 05 November 2025 , 20:38 WIB
Prof. Dr. Mukhtar Latif, MPd Prof. Dr. Mukhtar Latif, MPd


Oleh: Prof. Dr. Mukhtar Latif, MPd

Fenomenologi Maniac Digital

​Krisis atensi di era digital telah melahirkan fenomena Maniac Digital (MD), sebuah bentuk ekstrem dari Internet Addiction Disorder (IAD). MD didefinisikan sebagai ketergantungan perilaku kompulsif terhadap gawai yang secara signifikan mengganggu fungsi kehidupan esensial (Andrade, 2025: 14). Secara neurosains, MD digerakkan oleh reward loop dopamin yang dilepaskan oleh notifikasi dan likes (American Journal of Health Research, 2025: 17), menciptakan adiksi yang melumpuhkan kendali diri kognitif (Stone, 2025: 88).

​Manifestasi MD sangat luas: mulai dari kecemasan FOMO, gangguan perhatian kronis yang merusak deep work (Zhou, 2024: 105; Santosa et al., 2025: 101), hingga depresi dan isolasi sosial (Gunduz & Gurbuz, 2024: 110). MD secara spiritual memicu alienasi yang dalam, di mana individu mencari validasi dan ketenangan pada sumber yang fana (Tas, 2023: 287).

​Fenomenologi ini menunjukkan bahwa MD bukan sekadar masalah teknis, melainkan krisis spiritual. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada: Bagaimana kerangka Tazkiyatun Nufus dalam Islam dapat menjadi terapi teologis yang efektif untuk mengendalikan Maniac Digital pada peserta didik dan memulihkan tujuan pendidikan yang berkarakter?

​Akar Teologis Maniac Digital: Kemenangan Hawa Nafsu

​Secara teologis, maniac digital adalah perwujudan kegagalan fundamental dalam Jihadun Nafs (perjuangan melawan diri). Perilaku ini adalah kemenangan hawa nafsu (al-Nafs al-Ammarah bis-Su’), yang secara substansial merupakan tindakan mempertuhankan keinginan, sebuah peringatan keras Ilahi:

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya" (Q.S. Al-Furqan ayat 43).

​Tafsir At-Tabari (t.t.: Vol. 19, hlm. 24) menafsirkan bahwa individu ini menjadikan keinginannya sebagai patokan kebenaran mutlak. Diperkuat oleh Tafsir Ibnu Katsir (t.t.: Vol. 4, hlm. 287) yang menjelaskan bahwa Nafs Ammarah (Q.S. Yūsuf ayat 53) selalu mengajak pada syahwat duniawi. Mengatasi MD adalah esensi dari perjuangan spiritual sejati. (HR. At Tirmidzi mengatakan):

Orang yang berjihad (berjuang) adalah orang yang bersungguh-sungguh mendorong jiwanya menaati Allah." (HR. At-Tirmidzi, hadis sahih)

​Karakteristik, dan Dampak MD dalam Pendidikan

​MD memiliki dampak yang terukur, mulai dari penurunan hasil akademik (Taş, 2023: 285; Žmavc et al., 2025: 56) hingga pengikisan integritas akademik karena distraksi (Jones & Davies, 2024: 19). Ketergantungan ini juga merusak etos muraqabah (pengawasan diri) yang diajarkan dalam pendidikan karakter (Minahus Saniyyah, hlm. 12).

​Digitalisasi: Antara Prestise dan Kebutuhan

​Teknologi harus dipandang sebagai kebutuhan (Hajat) yang berfungsi sebagai alat bantu (Andrade, 2025: 15). Namun, ketika orientasi bergeser mengejar prestise (Takabbur), yaitu obsesi pada likes dan pengakuan virtual (Nawaz & Hamid, 2025: 190), teknologi berubah menjadi penyakit narsistik. Identitas yang bergantung pada feedback eksternal (Žmavc et al., 2025: 57) secara langsung merusak tawadu' dan niat tulus dalam mencari ilmu (Ta’lim al-Muta’allim, hlm. 20).

​Solusi Teologis: Model Tazkiyatun Nufus yang Holistik

​Solusi yang paling komprehensif adalah penguatan Kesadaran Ruhiyah melalui Terapi Teologis Tazkiyatun Nufus (penyucian jiwa) (Andrade, 2024: 78). Landasannya adalah keutamaan menyucikan jiwa: "Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syams ayat 9-10).

​1. Takhalli dan Riyadhah: Melatih Kekuatan Diri

​Fase ini berfokus pada Riyadhah (Latihan Spiritual), yaitu praktik puasa digital berkala (Nawaz & Hamid, 2025: 188; Ihya' Ulumuddin, Vol. 3, hlm. 70). Ini adalah cara praktis melatih self-control yang sesungguhnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah (atau ketika hawa nafsu bergejolak)."

​2. Tahalli: Mengisi dengan Zikir dan Kaya Hati

​Jiwa harus diisi dengan zikir ("hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram," Q.S. Ar-Ra'd ayat 28) dan Qana'ah (kaya hati) sebagai penangkal obsesi prestise. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

"Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan adalah kekayaan jiwa (ghina an-nafs)."

​3. Tajalli: Mencapai Ketenangan Abadi

​Tujuan akhir adalah Al-Nafs al-Muthmainnah (jiwa yang tenang) (Q.S. Al-Fajr ayat 27-28). Jiwa ini, menurut konsensus Tafsir At-Tabari dan Ibnu Katsir, mencapai keyakinan (yaqin) dan keridaan (t.t.: Vol. 24, hlm. 403; Vol. 8, hlm. 396), membebaskan individu dari kebutuhan akan validasi fana dari dunia digital (Al-Hikam, hlm. 80).

​Penutup

​MD adalah krisis spiritual yang diakibatkan dominasi Nafs Ammarah. Solusi yang paling ampuh adalah Terapi Teologis Kesadaran Ruhiyah. Keberhasilan pendidikan karakter di era digital harus difokuskan pada penguatan Jihadun Nafs dan penanaman nilai Qana'ah yang berakar pada kekayaan jiwa.

​Rekomendasi Solusi:

​Integrasi Riyadhah: Menerapkan program detoks digital berkala (puasa gawai) sebagai praktik kolektif untuk melatih pengendalian diri.
​Kurikulum Qana'ah: Fokus pada pembentukan ghina an-nafs (kaya jiwa) sebagai antibodi terhadap obsesi prestise digital (Nawaz & Hamid, 2025: 191).

​Penguatan Karakter: Menjadikan pengendalian nafsu, sebagai standar kekuatan karakter utama, melebihi kecerdasan kognitif.

(Penulis merupakan Guru Besar UIN STS Jambi)

​Referensi:

​Alkadhat, M. A. (2025). Traditional Islamic spiritual meditative practices: powerful psychotherapies for mental wellbeing. J. Arts Soc. Sci., 15(1), 43–50.

​Al-Ghazali. (t.t.). Ihya' Ulumuddin. (Kitab Kuning).

​American Journal of Health Research. (2025). From Evolution to Obsession: Understanding Digital Addiction Among Youth in the Modern Age. Science Publishing Group, 13(4), 17–28.

​Andrade, A. L. M. (Ed.). (2025). Digital Addictions: An Interdisciplinary Approach to Behavioral Addictions and Digital Media. Routledge.

​Andrade, A. L. M. (2024). Islamic Psychospiritual as Holistic Therapy for Online Gaming Addiction: Expert Perspectives. International Journal of High-Risk Behaviors and Addiction, 5(2), 70–85.

​Armika, A., Dewi, I. K., & Zayadi, Z. (2023). Rehabilitation of drugs abuse victims through Islamic psychotherapy approach. Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, 5(2), 10–20.

​At-Tabari, A. J. M. (t.t.). Jami’ Al-Bayan ‘an Ta’wil Ayi Al-Qur’an. Kairo: Dar Hajr.
​Az-Zarnuji, B. (t.t.). Ta’lim al-Muta’allim Tariq at-Ta’allum. (Kitab Kuning).

​Bensaid, M. (2023). An Islamic Spiritual Alternative to Addiction Treatment and Recovery. Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies, 61(1), 50–65.

​Gunduz, B., & Gurbuz, S. (2024). The effects of problematic internet use on mental health: A meta-analytic study. Addictive Behaviors Reports, 19, 110–121.

​Al-Hikam (t.t.). (Karya Ibnu Atha'illah). (Kitab Kuning).

​Ibnu Katsir, I. A. F. (t.t.). Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim. Beirut: Dar Thayyibah.

​Jones, A., & Davies, E. (2024). Digital Distraction and Academic Integrity: A Case Study in Higher Education. Journal of Educational Technology, 55(2), 15–25.

​Minahus Saniyyah. (t.t.). (Kitab Kuning).

​Nawaz, M., & Hamid, M. (2025). Combating Mobile Addiction through Islamic Teachings: A Faith-Based Response to Digital Dependency. AL-HAYAT Research Journal (AHRJ), 2(3), 187–193.

​An-Nawawi, I. (t.t.). Riyadhus Shalihin. (Kitab Kuning).

​Potts, C., Mulvenna, M., O'Neill, S., Donohoe, G., & Barry, M. (2023). Digital mental health interventions for young people. European Child & Adolescent Psychiatry, 32(1), 35–45.
​Risalatul Mu’awanah (t.t.). (Karya Al-Haddad). (Kitab Kuning).

​Santosa, I. S., Purwanto, E. A., Sumaryono, & Utomo, P. P. (2025). Understanding work engagement in public administration: A comprehensive review. Social Sciences and Humanities Open, 11, 101479.
​Stone, A. (2025). Cognitive-Behavioral Therapy for Digital Addictions.

Academic Press.
​Taş, İ. (2023). Spiritual Well-being as a Mediator between Internet Addiction and Alienation. Spiritual Psychology and Counseling, 7(3), 285–298.

​Yildirim, M., & Ozturk, A. (2023). A systematic review of mindfulness-based interventions for internet and gaming disorder. Current Psychology, 42(5), 1011–1025.

​Zhou, L. (2024). On the Governance of Digital Addiction and the Educational Government. Proceedings of the 3rd International Conference on Educational Innovation and Multimedia Technology (EIMT 2024), 105–108.

​Žmavc, M., Horvat, J., Židan, M., & Selak, Š. (2025). The effectiveness of school-based interventions to reduce problematic digital technology use. BMC Psychiatry, 25(1), 55–65.



PT. Jernih Indonesia Multimedia - Jernih.ID